Selasa, 03 Februari 2009

KEDAMAIAN DALAM BADAI

Yesaya 26:3
Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.
Terkadang hidup ini sepertinya terasa sangat berat. Tubuh yang sakit, keputusan yang sulit, kesulitan ekonomi, kematian orang yang kita sayangi, atau impian yang hancur selalu mengancam hidup kita. Kita menjadi ketakutan dan merasa bingung. Kita bahkan merasa sulit untuk menaikkan doa karena diliputi oleh keraguan.

Kita yang mengenal Tuhan melalui iman pribadi kepada Kristus, dapat merasakan ketenangan ketika berada di tengah badai hidup, meskipun angin ribut pencobaan mengempaskan kita. Kita dapat merasakan kedamaian pikiran dan ketenangan batin.

Richard Fuller, seorang pelayan Allah yang hidup pada abad 19, bercerita tentang seorang pelaut tua yang berkata, "Dalam badai yang ganas, kita harus menempatkan kapal pada posisi yang tepat dan menjaganya agar tetap berada di situ."

Fuller berkata, "Orang-orang kristiani, seperti itulah yang harus kalian lakukan .... Kalian harus menempatkan jiwa kalian pada satu posisi dan menjaganya. Kalian harus tetap bergantung pada Tuhan, sebab Dialah Bapa kita; dan ketika berbagai hal menghadang, misalnya angin ribut, gelombang, laut yang membentang, petir, kilat, batu karang, apa pun itu, kalian harus berpegang teguh pada kesetiaan Allah dan kasih-Nya yang tiada berkesudahan."

Apakah Anda sedang dirundung masalah? Belajarlah dari pelaut tua tadi. Arahkan pikiran Anda kepada Tuhan. Mintalah pertolongan-Nya, kemudian percayalah kepada-Nya bahwa Dia akan memberi Anda kedamaian di tengah badai yang Anda hadapi (Filipi 4:6-7).
RAHASIA UNTUK MENIKMATI KEDAMAIAN ADALAH MENYERAHKAN SEGENAP KEKHAWATIRAN KITA KEPADA ALLAH

Sources : jawaban.com

JAWABAN YG LEMAH LEMBUT

Roma 12:18
Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Bacaan Alkitb setahun: Mazmur 26; Matius 26; Keluaran 1-2

Amsal 15:1 berkata bahwa "jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman." Memang di satu sisi jawaban yang rendah hati akan meredakan kegeraman, namun di sisi lain ada orang-orang yang benar-benar tidak bisa ditenangkan. Mungkin kepedihan dan kebencian yang dialami sudah terpendam lama, sehingga kegeraman itu tak tertahankan lagi.

Satu-satunya yang dapat kita lakukan dan yang harus selalu kita lakukan adalah bersikap lembut dan rendah hati kepada orang yang marah, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Hal ini bukan berarti kita harus tinggal diam bila orang lain berbuat kasar terhadap kita, karena tak seorang pun berhak berlaku semena-mena terhadap sesamanya. Yang dimaksud di sini adalah dengan anugerah Allah kita akan dapat menanggapi kemarahan orang lain dengan tenang.

Paulus menyatakan demikian: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18). Kita harus menjadi orang percaya yang membawa damai walaupun orang lain menolak perdamaian. Tugas kita hanyalah taat kepada Allah, hal-hal selebihnya kita serahkan kepada-Nya. Kita ingin mencari sebuah kata yang manjur, pemecahan masalah yang baik, serta jalan keluar yang cepat. Namun ada beberapa masalah dalam dunia yang rusak ini yang tidak dapat diperbaiki dengan cara apapun, sehingga kita harus bergantung pada anugerah Allah untuk menghadapi situasi itu dari hari ke hari.

Kelemahlembutan memang tidak selalu dapat mengatasi kegeraman seseorang. Mungkin Anda sedih karena kerendahan hati tidak diperdulikan oleh orang lain. Tetapi percayalah, Anda tidak akan pernah menyesal karena telah memberi jawaban yang lemah lembut.

Untuk mengatasi situasi yang sulit, cobalah menjawab dengan lemah lembut.

sources: jawaban.com

JANGAN KUATIR HARI ESOK

Matius 6:34
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 28; Matius 28; Keluaran 5-6

Seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen stres. Dia mengangkat segelas air dan bertanya kepada mahasiswanya, "Seberapa berat Anda kira segelas air ini?" Para mahasiswa pun menjawab beragam, ada yang 20 gram sampai 500 gram. Sang dosen menjawabnya, "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda memegangnya. Jika saya memegangnya selama satu menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama satu hari penuh, mungkin Anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, bebannya akan semakin berat. Hal terbaik yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi."

Seringkali tanpa disengaja kita membawa beban hidup kita terus-menerus. Akibatnya, setiap hari kita cenderung merasa susah, kuatir, bahkan stres karena beban-beban itu rasanya menekan kita. Beban itu pun akan semakin berat karena kita cenderung mengkuatirkan hari-hari esok. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak menanggung kesusahan hari esok, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Bahkan Tuhan sendiri meminta kita untuk menyerahkan segala beban yang kita tanggung kepada-Nya.

Cara memecahkan masalah adalah bukan dengan mempersoalkannya, tetapi bagaimana menyelesaikannya.

Sources :jawaban.com