Jumat, 12 Desember 2008

SELALU BELAJAR BERSYUKUR

Jumat, 12 Desember 2008
Pengkhotbah 3:1-8
BELAJAR Selalu BERSYUKUR dalam SEGALA HAL.
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya (Pengkhotbah 3:1)

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” 1 Tesalonika 5:18

Saya tumbuh besar dikampung yg tandus dilingkungan yg kurang berada,menyelesaikan sekolah sampai SLTA pun harus dengan perjuangan berat,dan merantau ke Ibukota berpetualang dalam kerasnya kehidupan Ibukota seperti gelombang pasang atau surut...seperti Musim Hujan atau Panas, sedang Subur atau sedang Kekeringan.Tetapi kita harus selalu berusaha Bersyukur dalam keadaan apapun.Walaupun semakin ditempa dengan keadaan tetapi Tuhan juga akan selalu memberikan Kekuatan melebihi segala perkara yang kita hadapi.

Dalam Pengkhotbah 3:1-8, Salomo menyadari akan adanya siklus kehidupan. Ia berkata bahwa ada waktu untuk menanam dan untuk menuai, ada waktu untuk menangis dan untuk tertawa, ada waktu untuk meratap dan untuk menari, ada waktu untuk memeluk dan untuk menahan diri dari memeluk, ada waktu untuk berdiam diri dan untuk bicara, ada waktu mengasihi untuk dan untuk membenci.
Sama seperti Allah yang menentukan cuaca, Dia juga mengatur siklus kehidupan: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya" (Pengkhotbah 3:1). Apakah kita akan menolak dan mengeluhkan kondisi kita yg tidak sesuai dg kemauan kita ? Atau kita percaya kepada Allah apa pun yang Dia rencanakan bagi kita?
Apa pun situasi kita saat ini, dan kita dapat bersyukur...bagaimanapun keadaan kita.

DARIPADA BERDOA AGAR KEADAAN BERUBAH
LEBIH BAIK BERDOA AGAR ADA HATI YANG BERUBAH

Sources:( beberapa sumber ~ edit)

INDAH PADA WAKTUNYA ~ Febby Febiola

3 komentar:

  1. Shalom,

    Surprise, enggak nyangka, kaget, terkejut, ...entah apa lagi yang harus saya ucapkan begitu mengetahui bahwa mas embun777 dan sabarati ternyata orang yang sama. Lebih mengejutkan lagi karena ternyata mas Sabarati adalah sesama murid Yesus - sesama pemikul Salib - sebagaimana halnya saya.

    Mas Embun, saya Kristen sejak lahir karena Ayahanda almarhum saya Kristen. Ibunda saya dahulu adalah orang Jogja beragama Islam yang kemudian menjadi pemikul Salib karena pernikahan mereka. Jadi meski saya Kristen sekaligus pluralis. Ayahanda saya adalah pengurus gereja yang militan. Beliau juga seorang guru dan pemikir yang serius. Oleh karena itu di kamar kerjanya, banyak sekali buku-buku rohani, filsafat, pendidikan,ekonomi dan lain sebagainya. Bermula dari membaca buku ceritera-ceritera tentang Alkitab saya lalu keranjingan membaca. Apa saja saya baca. Kadang-kadang Ayahanda mendamprat saya karena buku yang baru dibelinya saya sembunyikan karena saya membacanya juga. Tidak heran jika sekarangpun saya memilih pekerjaan yang erat berkaitan dengan kegiatan membaca. Karena pengalaman pendidikan saya yang aneka rupa maka kumpulan buku saya juga beraneka rupa. Akbatnya, buku saya banyak. Saya gembira. Tapi, ada yang kurang, yaitu kumpulan buku-buku rohani saya cuma 1 atau dua buah saja di tambah sebuah Alkitab + 1 buah Bible. Oh, hal itu bukan tanpa alasan. Keasikan dengan dunia ilmu pengetahuan, dan terutama mengakrabkan diri dengan dunia filsafat dan teori Darwin, menyebabkan kadar kepercayaan tentang Pencipta dan Penciptaan menjadi sangat merosot. Aforisme yang sangat saya sukai ketika itu adalah "cogito ergo sum"-nya Descrates. Bergereja hanyalah "sandiwara". Cukup lama saya dalam keadaan seperti itu.

    Akan tetapi, "tangan Allah tidak kurang panjang untuk menjangkau domba-NYA yang sesat". Satu peristiwa dramatis pada tahun 2000 membuat saya tidak punya pilihan lain, yaitu kembali menapaki jalan sempit dan berliku menuju Golgota. Bersama Yesus. Hidup saya berubah. Tahun 2003, setelah berkali-kali menolak ajakan untuk menjadi Majelis Gereja, saya emban juga tugas itu pada akhirnya. Saya menjadi Penatua di Gereja saya, GMIT Paulus, Kupang (Anggota PGI). Sejak iitu tugas-tugas dari Gereja datang bertubi-tubi. Tapi kali ini saya tidak lagi "melarikan diri". Saya sambut semua tugas itu dengan sukacita karean saya tahu meski badan saya penat tetapi jiwa saya terus didekap Yesus. Da, aha, lihatlah: kumpulan buku-buku rohani saya tidak lagi sedikita dan tersembunyi di antara kumpulan buku-buku lainnya. Buku-buku itu sekarang banyak jumlahnya dan brada pada bagian yang lebih kentara dibandingkan dengan buku-buku lainnya.

    Apa yang saya alami di atas adalah PERUBAHAN dan PEMBARUAN. Semeuanya terjadi BUKAN karena saya mau berubah tetapi ALLAH-lah yang merubah saya. Ya, Allah telah merubah saya. Gloria. Haleluya. Amin.

    Shalom

    BalasHapus
  2. Blog sepi , yg biasanya saya pakai untuk bertapa memperdalam Ilmu Sabarati..tiba2 kedatangan tamu Istimewa Bung BM yg selama ini saya kagumi dari Postingan di Blognya yg Adem ,berbobot,Cerdas dengan penyajian yg santai,lucu Tapi bagi saya adlh sebagai wadah pengungkapan yang bebas dari berbagai kalangan dan berbagai Agama namun dirangkul dalam kebersamaan yang Indah.>http://bigmike-savannaland.blogspot.com/
    Justru sebaliknya saya yang akan mengatakan :
    Surprise, enggak nyangka, kaget, terkejut..!!
    dengan komentar diatas yg membuat saya bangga dan mencabuk saya untuk lebih lagi banyak belajar akan Firman Tuhan.

    Trimakasih Bung Mike.
    Tuhan Memberkati.
    Shalom.

    BalasHapus